PROLOG
Grace menatap dengan
pasti dirinya dalam cermin memandangi setiap detail dalam dirinya tanpa sadar senyum
Grace mengembang wajahnya terasa panas, pipinya memerah tersipu malu,
fikirannya tak pernah serumit ini berbagai perasaan tercampur dalam satu kesatuan,
jantungku terasa akan lepas dari tempatnya. Ini adalah pertama dan untuk
terakhir kalinya aku akan memakai gaun bernuansa putih elegan yang melekat
dalam tubuhku. Ya Tuhan aku berjanji akan
berhenti menjauh dari kenyataan, semua ini ada di garis-Mu begitupun dengan
hari istimewa ini. Kini aku percaya bahwa Sirius bukanlah satu bintang
namun dua bintang menjadi satu.
Setelah pertemuan dicafe itu
tepatnya tiga tahun silam, aku seperti kembali masuk kedalam suatu rasi bintang
yang telah lama aku lupakan, sepertinya meski aku berlari menjauh hingga
bersinggah dikutub selatanpun dia akan datang dan meminta janji yang selalu
memaksaku untuk melupakannya. Namun, aku tak pernah melihatnya sekuat dan
terlihat tenang seperti ini terlebih saat dia mengetahui bahwa selama ini aku
terus berusaha menjauhinya dan melupakannya aku tak melihat raut kecewa dalam
matanya hanya seulas senyum penuh misteri yang aku lihat, dan itu membuatku
risih.
“ Grace aku mohon kamu bisa kan dengerin aku? Aku janji setelah
kamu mau mendengarkan aku tanpa membantah ataupun berkata aku akan berhenti
mengikuti duniamu, aku hanya butuh jawaban pasti darimu, jawaban yang
membayangi aku secara membabi buta. Aku mencintaimu Grace, apakah kamu mau menjadi pendamping hidup aku?
Layaknya Sirius dengan pasangannya? Aku harap kamu mempunyai perasaan yang sama
Grace.”
“Kamu Bodoh!!” kali ini tanganku mulai menghentakkan meja, aku
sadar hampir seluruh pengunjung café memperhatikanku.
Aku telah dibuat malu, aku merundukkan kepalaku sedalam-dalamnya
seraya meminta maaf dan kembali dengan wajah merah padam. Kini aku bisa melihat
jelas di balik rambut yang terurai di depan wajahku dia menertawakanku matanya
mengeluarkan air mata.
“ Apa ini lucu? Sudahlah ini kedua kalinya kau melamarku dicafe ini
apa kau tak pernah lelah? Aku tidak mengerti dengan jalan fikiranmu”
“ Yang aku tahu aku mencintaimu meski ini adalah kali kedua aku
melamarmu, namun aku sangat berharap kamu akan menerimaku”
“ Jika Sirius selalu dengan pasangannya begitu juga denganku, meski
aku berlari sejauh mungkin aku akan kembali kepadamu, aku mencintaimu.” Suaraku
dibuat sepelan mungkin seperti berbisik, namun aku yakin dia bisa mendengarnya
dengan sangat jelas.
Dia beranjak dan memelukku dengan
erat, membisikkan hal yang sama “Aku sangat
mencintaimu Grace, kekurangan dan kelebihanmu akan menjadi cahaya kita
dilangit” aku tak bersuara hanya seulas senyum lirih bahagia yang aku
berikan. Hujan turun dengan pelan menghasilkan bau semerbak tanah yang basah
dihari ini.
Ini kehidupan aku dan kamu dilangit…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar