Sabtu, 29 Juni 2013

PROLOG

Grace menatap dengan pasti dirinya dalam cermin memandangi setiap detail dalam dirinya tanpa sadar senyum Grace mengembang wajahnya terasa panas, pipinya memerah tersipu malu, fikirannya tak pernah serumit ini berbagai perasaan tercampur dalam satu kesatuan, jantungku terasa akan lepas dari tempatnya. Ini adalah pertama dan untuk terakhir kalinya aku akan memakai gaun bernuansa putih elegan yang melekat dalam tubuhku. Ya Tuhan aku berjanji akan berhenti menjauh dari kenyataan, semua ini ada di garis-Mu begitupun dengan hari istimewa ini. Kini aku percaya bahwa Sirius bukanlah satu bintang namun dua bintang menjadi satu.



            Setelah pertemuan dicafe itu tepatnya tiga tahun silam, aku seperti kembali masuk kedalam suatu rasi bintang yang telah lama aku lupakan, sepertinya meski aku berlari menjauh hingga bersinggah dikutub selatanpun dia akan datang dan meminta janji yang selalu memaksaku untuk melupakannya. Namun, aku tak pernah melihatnya sekuat dan terlihat tenang seperti ini terlebih saat dia mengetahui bahwa selama ini aku terus berusaha menjauhinya dan melupakannya aku tak melihat raut kecewa dalam matanya hanya seulas senyum penuh misteri yang aku lihat, dan itu membuatku risih.
“ Grace aku mohon kamu bisa kan dengerin aku? Aku janji setelah kamu mau mendengarkan aku tanpa membantah ataupun berkata aku akan berhenti mengikuti duniamu, aku hanya butuh jawaban pasti darimu, jawaban yang membayangi aku secara membabi buta. Aku mencintaimu Grace,  apakah kamu mau menjadi pendamping hidup aku? Layaknya Sirius dengan pasangannya? Aku harap kamu mempunyai perasaan yang sama Grace.”
“Kamu Bodoh!!” kali ini tanganku mulai menghentakkan meja, aku sadar hampir seluruh pengunjung cafĂ© memperhatikanku.
Aku telah dibuat malu, aku merundukkan kepalaku sedalam-dalamnya seraya meminta maaf dan kembali dengan wajah merah padam. Kini aku bisa melihat jelas di balik rambut yang terurai di depan wajahku dia menertawakanku matanya mengeluarkan air mata.
“ Apa ini lucu? Sudahlah ini kedua kalinya kau melamarku dicafe ini apa kau tak pernah lelah? Aku tidak mengerti dengan jalan fikiranmu”
“ Yang aku tahu aku mencintaimu meski ini adalah kali kedua aku melamarmu, namun aku sangat berharap kamu akan menerimaku”
“ Jika Sirius selalu dengan pasangannya begitu juga denganku, meski aku berlari sejauh mungkin aku akan kembali kepadamu, aku mencintaimu.” Suaraku dibuat sepelan mungkin seperti berbisik, namun aku yakin dia bisa mendengarnya dengan sangat jelas.
            Dia beranjak dan memelukku dengan erat, membisikkan hal yang sama “Aku sangat mencintaimu Grace, kekurangan dan kelebihanmu akan menjadi cahaya kita dilangit” aku tak bersuara hanya seulas senyum lirih bahagia yang aku berikan. Hujan turun dengan pelan menghasilkan bau semerbak tanah yang basah dihari ini.
Ini kehidupan aku dan kamu dilangit…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar