Kamis, 19 September 2013

PART 1 ^^

Aku terbiasa dengan langit malam dengan jejak kaki yang mulai menghilang menembus dinding kehangatan rumah, aku menyukai saat malam tiba ketika lalulalang jalan mulai hilang secara perlahan, ketika hembusan angin malam memaksakan tubuh untuk tetap terjaga dalam lelap, jejak kaki semakin berkurang yang tersisa hanyalah para pejalan kaki yang hendak pulang, dan Gastronom yang buka 24 jam.


Aku mulai mempercepat langkah kakiku, meskipun sesekali harus tersandung oleh tumpukan salju yang sudah mulai menebal setinggi lima sentimeter, salju mulai memberikan tanda akan turun kembali dan siap menghiasi setiap sudut kota Moskwa. Dengan langkah yang cukup cepat aku mulai berbelok dipersimpangan jalan gang kecil yang hanya cukup dilewati oleh satu mobil dan satu motor disalah satu sisinya. Kini aku mulai memperlambat langkahku aku tak perlu khawatir salju akan menguburku secara hidup – hidup dan membiarkanku menjadi perbincangan masyarakat Russia, menjadikanku seorang yang terkenal dimuat diberbagai koran dengan muatan “Seorang wanita asal Indonesia, Bandung tewas tertimbun salju”. Itu tak mungkin terjadi pada diriku! Tidak akan pernah.
Aku telah menghentikan langkahku, aku selalu melakukan hal ini berdiri tegap didepan sebuah rumah disalahsatu kompleks ini. Rumah dihadapanku terlihat sederhana dan paling kecil dibandingkan dengan rumah – rumah yang berada dikompleks ini, namun ada sesuatu yang mengganjal. Rumah ini terasa anggun  dengan arsitektur serta design yang modern, seakan membuat rumah ini ikut hidup dalam dinamika kehidupan setiap waktu, bahkan saat menjelang malam rumah dengan kesederhanaannya terlihat lebih menyatu dalam larutan malam serta gemerlap bintang.
Avienda memang memiliki sebuah istana sederhana namun aku sangat menyukainya, kedua orangtuanya mempunyai profesi sebagai arsitektur dan desain interior membuat keluarga ini seakan memiliki rumah idaman. Siapapun manusia yang melihat rumahnya akan jatuh cinta terhadap arsitektur yang dibuat rumit itu.
Pagar mulai dibuka perlahan, dari kejauhan aku bisa menebak siapa yang sedang berdiri didepan pagar dengan wajah yang sumbringah, Avienda selalu menungguku tepat di depan pagar saat malam menjelang dan waktu pulang kerja, terlampau melebihi seorang ibuku sendiri.
“ Zdrafuitet2 Grace, kholodno?3” Dua kata yang selalu ia katakan saat menyambutku dan jika saat malam tiba ada kata tambahan yang iya bawa Kholodno? Aku bahkan hampir hafal diluar kepalaku yang biasa iya lakukan padaku, aku yakin Avienda mengkhawatirkan aku di negaraku memang terkenal dengan negara yang tropis mungkin itu penyebab Avienda selalu bertanya “Kholodno” saat musim salju mulai melanda.
“ Da4 Avienda, sedikit lebih hangat dibandingkan saat aku pertama kali kesini, dua minggu lagi adalah tepat empat tahun aku berada di moskwa.” Langkahku mulai dipercepat tak memberikan celah untuk pintu pagar itu segera ditutup dan mengbiarkan angin malam terus berhembus .
“Kali ini apa yang mau kamu ceritakan Grace? Mungkinkan pertemuan dengan beberapa preman kota? Seperti beberapa hari yang lalu? Atau kamu mau bercerita tentang pekerjaanmu hari ini? Atau kamu mau bercerita tentang perasaanmu yang akan kamu berikan pada managermu?” Avienda tak pernah basa – basi selalu pada intinya tak ingin membuang waktu terlalu banyak hanya untuk pertanyaan – pertanyaan yang tak cukup penting menurutnya.
“ Entahlah, aku merasa hari ini terasa aneh, aku sedang tak ingin membahas apapun, maaf Avienda aku lelah malam ini.” Aku tak mau berlama – lama berhadapan dengan wanita ini bisa beribu pertanyaan yang ia tanyakan, pertanyaan yang seharusnya masuk dalam kategori privasi. Sepertinya aku harus cepat kembali ketanah air tercinta, aku masih memiliki janji itu janji yang seharusnya ia juga tepati terasa semakin layu jika terus mengingatnya.
Pertemuan akan kita temui disaat yang sama, waktu tanggal dan keadaan yang sama, isyarat yang tak tertulis namun pasti kau kan mengerti, karena kita berada tepat dijalur yang selalu sama – Sirius.
Mana mungkin aku bisa memahami tentang nya jika petunjuk yang diberikan hanya seperti gonjang – ganjing, namun aku toh aku tetap melakukannya.
Ket : Zdrafuitet = Hai / hallo
         Kholodno = Dingin
         Da = Iya

J J J J

Tidak ada komentar:

Posting Komentar